Kamis, 31 Mei 2012

Kelompok Dalam Organisasi


Kelompok
Kelompok – kelompok dalam oraganisasi dibentuk dari bagian struktur Oraganisasi formal, Dapat pula kelompok dapat muncul dari proses sosial dan oraganisasi informal.
Kelompok atau Grup didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang saling berkerjasama untuk mencapai satu tujuan. Suatu kinerja kelompok akan lebih efisien ketika di letakkan di ruang lingkup organisasi karena suatu tujuan akan lebih cepat tercapai jika didalam pengelolaannya dikerjakan secara berstruktur atau berkelompok.

Peran Individu dalam Oraganisasi
Peran Individu dalam organisasi ini menjadi lebih penting ketika organisasi tersebut memulai suatu fungsi, sebab tanpa adanya keterlibatan dari individu tidak akan berjalan sebagaimana mestinya suatu organisasi.
Keterlibatan dan partisipasi dari individu ini memiliki peran yang beragam dan mempunyai keterkaitan terhadap organisasi. Individu adalah komponen yang vital dalam suatu organisasi, tetapi tidak akan berjalan efisien jika hanya terdiri dari “individu” di butuhkan banyak individu untuk menjalankan oraganisasi yang nantinya dapat menjadi kelompok – kelompok dalam oraganisasi untuk mencapai suatu tujuan oraganisasi.

Bentuk – bentuk Kelompok dalam Organisasi
1. Kelompok Formal
Kelompok ini dibangun akibat dari pola struktur dan pembagian kerja. Kelompok ini sangat mementingkan aspek yang terdapat dalam struktur organisasi. Kelompok formal cenderung permanen, kendati terdapat perubahan keanggotaan aktualnya.  Kendati demikian, kelompok formal temporer ini juga diciptakan oleh manajemen, misalnya pembentukan tim-tim berorientasi proyek dalam organisasi yang bercorak matriks. Kelompok kerja formal dapat dibedakan lewat sejumlah cara, semisal berdasar keanggotaan, tugas yang dilakukan, sifat teknologi, atau posisi di dalam struktur organisasi.
2. Kelompok Informal
Kelompok informal pembentukannya lebih didasarkan pada hubungan dan persetujuan informal di antara para anggota kelompok ketimbang hubungan peran yang telah ditentukan manajemen. Alasan utama terbentuknya organisasi informal adalah untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan manusiawi yang tidak sepenuhnya dapat dipuaskan oleh organisasi formal, seperti pengenalan diri, pengetahuan tentang prilaku yang diterima, perhatian, pelestarian nilai budaya, bantuan dalam pencapaian tujuan, kesempatan berpengaruh dan berkreasi dan kebutuhan akan informasi serta berkomunikasi dalam pengelompokan organisasi nasional.

Pengalaman Berorganisasi
Mungkin saya tidak memiliki pengalaman berorganisasi yang WoW. Saya hanya pernah menjadi pemimpin dari suatu kelompok yang di dalamnya terdapat individu2 yang berfikir kritis. Dalam memimpin kelompok saya disini harus bisa berfikir lebih kritis dari individu2 yang ada di kelompok supaya dalam kelompok tersebut dapat berjalan dengan sedemikian keinginan kelompok, saya lebih harus Up to Date..

Disadur dari :

Jumat, 04 Mei 2012

Teori Pengambilan Keputusan


Teori Pengambilan Keputusan
Keputusan dapat dijelaskan sebagai hasil pemecahan masalah, selain itu juga harus didasari atas logika dan pertimbangan, penetapan alternatif terbaik, serta harus mendekati tujuan yang telah ditetapkan.
Pengambilan Keputusan ini memiliki tujuan yang bersifat :
Tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak berkaitan dengan masalah lain)
Tujuan yang bersifat ganda (masalah saling berkaitan, dapat bersifat kontradiktif ataupun tidak kontradiktif)
Jenis keputusan
1.      Keputusan terprogam
Suatu keputusan yang berkaitan dengan permaslahan sebelumnya. Keputusan tersebut sering diambil dikarenakan rutinitas terhadap permasalahan yang sering muncul tersebut. Dengan kata lain keputusan terprogram telah memiliki prosedur tersendiri yang telah pasti dalam manangani permasalah yang muncul
2.      Keputusan tidak terprogram
Suatu keputusan yang diambil berdasarkan permasalahan baru. Keputusan ini bersufat baru dan cenderung tidak memiliki prosedur yang tetap seperti di keputusan terprogram. Hal ini diakrenakan permasalahan yang timbul sifatnya khusus, rumit dan tidak terstruktur
3.      Keputusan setengah terprogram
keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci.
Contoh kasusnya : masalah pengambilan SDM,perusahaan menggunakan keputusan terprogram sesuai dengan kriteria perusahaan

Di sadur dari :
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India